Kamis, 04 Januari 2018

Luca Cada Lora

Hiiiiiiiiiii, happy new year!!!
Semoga tambah sholeh/ sholehah dan segera dapat hidayah yaa, hehe

Ada yang tahu itu logo apa?
Yap, betul sekali.. Itu adalah logo AMI (Aku Masuk ITB) 2018, wkwkwk ngomong sama siapa, Mbak? 🤣
Yoowes ta ceritain, tadi tuh di kelas ada sosialisasi dari kakak-kakak mahasiswa ITB.
Baru tahu satu fakta baru, ya? Iyaa, saya masih anak SMA, kelas tiga tepatnya. Jadi, tahun ini insha Allah lulus. Aammiin.
Nah, sehabis sosialisasi itu, kita di kasih buku kecil tu yang isinya seputar ITB.

Sampailah saya di penghujung lembar buku tersebut. Di sana memuat kisah yang sangat memotivasi. Kisah seorang anak manusia yang mencoba bertahan melawan kerasnya hidup (eaaaaa 🤣🤣)
Wooke, di sini saya akan dengan senang hati membagi kisahnya dengan kalian.
Iyaaaap, sesuai dengan judulnya kisah ini bercerita tentang sseorang bernama LUCA CADA LORA


                                                          Nah, ini dia bukunya


From Zero to Hero sepertinya tidak cukup untuk menggambarkan sosok ini, yap Luca Cada Lora namanya, seorang mahasiswa program studi Teknik Kimia ITB 2015. Di ITB, Luca dikenal sebagai pengusaha muda dengan alat-alat laboratorium sebagai ikon utamanya. Namun, di balik kesuksesannya sebagai pengusaha muda, pria yang mempunyai hobi membaca biografi ini mempunyai sejuta cerita yang penuh dengan lika-liku serta pesan yang sangat inspiratif  " A long journey is begin with one step." Beragam pengalaman telah ia lalui untuk mencapai kesuksesan usaha yang sekarang ia raih, bermula dari suatu al kecil yang kita sadari juga ada di sekitar kita.

Motivasinya untuk berkuliah di ITB program studi Tekkim bermula dari sebuah seminar yang dibwakan oleh Prof. M. Nasikin, seoang guru besar program studi Teknik Kimia UI yang bercerita tentang dunia industri khususnya teknik kimia. Salah satu hal yang paling membekas dalam semiar tersebut adalah pernyatan Prof. Nasikin mengenai rendahnya tingkat kepemilikan teknologi oleh anak bangsa. Pernyataan tersebut bagaikan pelecut semangat yang membuat pria asal Solo ini tertarik dalam bidang penelitian.

Salah satu penelitian yang pernah dikembangkan olehnya terinspirasi oleh letusan Gunung Kelud pada tahun 2013 silam, kala itu selokan selokan  yang dipenuhi abu vulkanik terlihat sangat jernih. Sifatnya yang kritis mendorong dia untuk mencari lebih banyak lagi mengenai fenomena tersebut. Sayangnya, belum adapenelitian mengenai abu vulkanik dan kaitannya dengan kejernihan air sehingga Luca berinisiatif untuk mengembangkan sendiri penelitian mengenai hal tersebut. Penelitian yang ia lakukan berhasil mengungkapkan suatu fakta ilmiah bahwa abu vulkanik mempunyai kemampuan penyerapan yang sangat tinggi  sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah logam berat, penelitian ini jugalah yang membuat ia mendapatkan penghargaan dari LIPI dan mengantarkan ia untuk berkuliah di ITB melalui jalur SNMPTN. Alasan utama Luca memilih ITB selain karena merupakan salah satu PTN terbaik di Indonesia juga karena ITB dekat dengan banyak pusat penelitian seperti BATAN dan LIPI.

Perjalanan Luca menggapai cita-citanya untuk berkuliah di Teknik Kimia ITB juga tidak berlangsung mulus, pada awalnya masalah biaya menjadi kendala utama ditambah jarak ITB yang jauh dari tempat tinggalnya di Solo. Namun, dengan kegigihannya Luca berhasil mematahkan keraguan tersebut dan sejak saat itu ia berkeinginan untuk kuliah dengan biaya sendiri.

Setiap pagi pada tahun petama kuliah, Luca harus berjalan kaki sejauh 4 km karena terbatasnya akses angkot dari tempat tinggalnya ke kampus Ganesha. Di sela-sela perjalanannya menuju kampus, Luca selalu berpikir bahwa ia tidak bisa menyerah dengan keadaannya saat ini dan bertekad kuat untuk mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik, terlintas dalam benaknya untuk membuka usaha pribadi. Usaha yang ia kembangkan berawal dari permintaan temannya yang memerlukan gelas ukur. Dengan modal seadanya, Luca mencarikan gelas ukur kemudian menjual kepada temannya seharga Rp 78.000,00. Akhirnya Luca memutuskan untuk membuak usaha menjual peralatan laboratorium dengan berbekal pengetahuan mengenai peralatan lab dari penelitian yang pernah ia lakukan. Usaha tersebut berkembang perlahan-lahan sampai akhirnya dari hasil usaha tersebut ia pakai untuk membeli sebuah sepeda motor,

Pada akhir tahun 2015, ia telah mendapat keuntungan bersi sebesar RP 300-500 ribu setiap bulannya, hal ini membuat ia mencoba mengembangkan usahanya dengan membuka online shop, hasil keuntungan yang ia peroleh meningkat drastis hingga 1-2 juta per bulan. Di samping itu, Luca juga melihat ada peluang bisnis printing lewat tingginya animo mahasiswa  untuk membeli buku pada awal semester. Ia membeli sebuah printer seharga Rp 800.000 untuk menunjang bisnis printingnya tersebut, dan mampu memperoleh omset sebesar Rp 400.00 setiap harinya. Namun, ia merasa bisnis printing yang ia jalankan terlalu banyak menyita waktu dan tenaga sehinga ia memutuskan untuk menghentikan bisnis tersebut. Dari hal itu, Luca belajar bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang meghasilkan untung sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya.

Selama semester genap, Luca selalu meluangkan waktunya untuk mengembangkan usaha yang telah ia rintis, setiap hari sehabis maghrib  sampai pukul 20.00 ia fokuskan untuk mengurus barang dagangannya. Namun, pada saat berada di prodi dengan beban akademik yang lebih berat, ia sadar bahwa ia tak bisa mengerjakan semuanya sendiri, akhirnya ia putuskan untuk mempekerjakan 3 orang karyawan untuk membantu mengurusi operasional. Pada bulan Agustus pendapatan bersihnya sudah mencapai lebih dari Rp 10.000.00/bulan. Bahkan. beberapa kali mendapatkan proyek pengadaan alat-alat laboratorium dengan keuntungan berkisar antara Rp 20.000.000 sampai Rp 60.000.000. Dengan semakin besarnya usaha yang ia kembangkan, Luca memutuskan untuk merekrut temannya  yang berasal dari program studi Ekonomi untuk membantu dalam mengelola keuangan. Tak lama setelah itu, usahanya telah mempunyai badan hukum dengan nama CV. Laboratorindo Global Scientific dan mempunyai toko yang berlokasi di Jl. Ganesha No.7. Keuntungan yang ia peroleh ditabung untuk kebutuhan di masa depan, serta rutin mengirim uang untuk keluarga di Solo.

Meski demikian, usaha yang dijalankan oleh Luca tidak selau berjalan dengan lancar, beberapa kali ia pernah menjadi korban penipuan oknum supplier serta tidak jarang juga barang yang ia jual pecah atau rusak. Bisnis yang ia rintis juga memaksa Luca untuk mengurangi kegiatan kemahasiswaan meskipun akademik tetap menjadi prioritas utama. Di sela-sela bisnis yang ia jalani, Luca juga rutin mengikuti berbagai macam perlombaan dan PKM, pada kegiatan IChEC yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB, Luca berhasil menjadi finalis 5 besar, selain itu Luca juga pernah mengikuti lomba Blog SDM dan berhasil memperoleh juara kedua yang membuat ia mendapatkan kunjungan gratis ke International Energy Agency di Prancis pad awal tahun 2018.

Pria yang bercita-cita menjadi seorang pengusaha pabrik bahan kimia ini juga senang untuk berbagi tips dan trik bagi orang-orang yang ingin menjadi pengusaha muda sepertinya. Resepnya adalah kemampuan untuk melihat keadaan sekitar serta kecerdasan dalam memanfaatkan peluang, "Apabila itu bisa menghasilkan uang, maka lakukan!" ucapnya. Luca selalu berpesan bahwa setiap pilihan memang ada risikonya, akan tetapi jangan takut untuk mengambil risiko, kuncinya adalah ikhtiar serta tawakkal dan yakin terhadap pilihan yang telah dibuat.

Selasa, 26 Desember 2017

Review Film 3 Idiots | Atau apalah


Heyyo... ShinichiyoubiPommy Here!! Huhu
Baiklah, diujung tahun 2017 dan di postingan kedua di blog saya ini, sesuai judulnya saya akan....
Jeng Jeng Jeng
ng-REVIEW FILM!!  Ye Ye Ye 🤣🤣
Yap, film yang akan saya review kali ini adalah filmnya kang Amir Khan dan teteh Kareena Kapoor, wkwkwk.

Saya rasa pasti sudah banyak yang komen tentang film Bollywood yang satu ini, soalnya emang doi rilis tahun 2009.
Bagi kalian yang bercita cita menjadi insinyur/engineer saya sarankan tonton deh ini film, gak bakalan nyesel! Percaya deh sama saya :D

 Sesuai dengan judulnya, dikisahkan ada tiga orang mahasiswa teknik yang kuliah di salah satu univ favorit di India sana. Emang dah tiga orang ini idiot pake banget. Sebut saja mereka Rancho, Farhan, dan Raju.  Yang paling idiot itu yaa Kang Amir Khan yang meranin tokoh Rancho.
Nah, tiga orang ini satu dorm tuh, dan Rancho lah yang menyebarkan virus ke-idiot-an nya ke teman satu dorm.
Dari film ini, saya banyak belajar nih, sob. Terutama tentang pandangan tujuan kita belajar.
Iyesss, yang sering kita jadikan panutan adalah belajar atau sekolah untuk mengejar kesuksesan. Bahkan mungkin segala sesuatu dilakukan untuk mencapai kata itu. Di film ini terus saja dikumandangkan (eet.. dah! pake dikumandangkan segala -_-) bahwa jangan terus fokus mengejar kesuksesan, tapi

               Capailah Keunggulan Maka Kesuksesan akan menyertaimu

Dan itu bener banget, guys! Di film ini ditunjukkan dengan keunggulan yang dimiliki Rancho bener - bener membawa dia pada kesuksesan.
Naas memang, film ini nampar saya sekeras-kerasnya.
Jadi yaa, di sana tuh ada satu tokoh yang sering dipanggil Si Silencer, mungkin karena dia orangnya diem-diem. Iya, diem-diem menghanyutkan, terang-terangan nyebelin, wkwkwk. 
Nah, doi ini orang Uganda yang sekolah di ICE (Univ yang tadi saya maksud)  namanya Catur Ramalingam. 

                                                                Chatur Ramalingam

Orang ini tuh kalo belajar suka dihafal sampe-sampe makan pil dari pete segala biar ke hafal -_-, jadi kayanya dia gak ngerti maksudnya cuma apal cangkeum, hahaha.  Sampai suatu hari dia dapet pelajaran yang berharga namun tak kunjung menyadarkannya juga :D 
Si Catur ini kepilih memberikan pidato mewakili mahasiswa lainnya di hadapan Menteri Pendidikan.
Apesnya nih, Kang Amir Khan ngubah beberapa kata di dalam pidatonya kaya "Keajaiban" diganti pake kata "Cabul" (Aduh ini parah banget, tapi gak kuat ngakak. Hahaha) .
Alhasil nih, karena dia cuma ngafal tanpa memahami, akhirnya doi dilempari tisu dan kawan-kawannya, wkwkwk..

Dan tentunya masih banyak sekali hal hal menakjubkan di film ini yang mesti kalian tonton.
Tentang passion, cinta, keluarga, dan persahabatan. 
Oya, hati-hati yaa.. di awal-awal film ada adegan orientasi oleh kakak senior ke para juniornya di dorm dan itu ngumbar aurat cowok, guys. Juga gak lupa di akhir pas teteh Kareena Kapoor ketemu lagi sama Kang Amir taulah mungkin kalian. Tutup mata atau skip aja, ya! Sama kaya ane sibuk ngalangin monitor -_-
 Pokoknya yang diakhir, di sini ya!! hehe. Biar bisa antisipasi, wkwkwk.

Oke, ini adalah review teraneh saya rasa.
Terimakasih
Maaf banyak kekurangan ya, masih belajar. Hehe
Jangan lupa tonton filmnya
Berfaedah koo :D

Good Bye, xoxoxo

 



Sabtu, 08 April 2017

Al Buruj Relaston

Ini adalah tulisan pertamaku.
Kenapa berjudul Al Buruj Relaston? Karena Merekalah yang akan ku ceritakan kali ini.

Al Buruj Relaston merupakan singkatan dari "Al Buruj, Revolution of Past Generation" adalah nama angkatan rohis kami, yaitu IPMAKA SMAN 11 Garut yang bermakna " Angkatannya para bintang Revolusi dari angkatan sebelumnya" semoga menjadi do'anya! :D

Ini foto saat Mabit pertama kami, sebelum Al Buruj Relaston terbentuk.

Satu yang ku takutkan. Saat terpilih menjadi pemimpin bagi akhwat Al Buruj Relaston, saya mengakatakan terlebih dahulu akan memperbaiki diri setelah itu baru akan ku tularkan semuanya pada IPMAKA----> Al Buruj Relaston
Namun sampai sekarang, aku rasa aku belum melakukannya.
Lantas, bagaimana pertanggung jawabanku di hadapan Nya?

Kalian, I love You Fillah, semoga kita bisa memberikan yang terbaik untuk IPMAKA

Ingatkan aku jika khilaf
Tegur aku kala salah

Bersama sama, mari kita besarkan nama IPMAKA

Garut, saat rintik hujan, pukul 16.36, 8 April 2017